Rabu, 21 Desember 2011

Laporan Hasil Observasi Pencemaran Air di Aliran Sungai Jl. Krakatau Raya


PENCEMARAN AIR
1.      Rumusan Masalah
a.       Mengapa air dialiran sungai dapat tercemar?
b.      Bagaimana cara mengatasi pencemaran air sungai disepanjang jalan Krakatau.
2.      Tujuan    :
a.       Untuk mencari, menemukan dan dapat menerangkan penyebab terjadinya permasalahan didalam badan air.
b.      Untuk mencari dan memecahkan permasalahan yang terjadi didalam sistem pengaliran air.
3.      Landasan Teori
a.       Keseimbangan Lingkungan ditentukan oleh keseimbangan antara makanan ( mangsa ) dan pemangsa, antara energi yang masuk dan energi yang digunakan, dan keseimbangan antara faktor biotik dan faktor abiotik di dalam ekosistem (Saktyono 2008 : 50)akibat faktor alami dan faktor manusia. Pencemaran lingkungan adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia atau proses alami.
Macam- macam Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan sifat zat pencemarnya ( polutan ), pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok:
1)      Pencemaran kimiawi, disebabkan oleh zat- zat kimia organik dan anorganik.
2)      Pencemaran fisika, disebabkan oleh zat cair ( limbah industri ), zat padat ( sampah ), atau gas ( asap ).
3)      Pencemaran biologi, disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme penyebab penyakit, seperti Entamoeba histolitika dan Escherichia coli, yang menyebabkan penyakit pada perut.
Berdasarkan sumber daya dan sektor lingkungan , pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi pencemaran air, tanah, udara, dan suara. (Saktyono: 151).
b.      Pencemaran Air
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat atau komponen lainnya ke dalam lingkungan perairan sehingga kualitas (mutu) air terganggu (Saktyono 2007: 156). Pencemaran air diakibatkan oleh masuknya bahan pencemar (polutan) yang dapat berupa gas, bahan- bahan terlarut, dan partikulat. Pencemar memasuki badan air dengan berbagai cara, misalnya melalui atmosfer, tanah, limpasan (run off) pertanian, limbah donestik dan perkotaan, pembuangan limbah industri,dll (Efendi 2003: 195).
(Menurut Saktyono 2007: 156- 157), Sumber- sumber pencemaran air terutama berasal dari:
1)      Limbah Industri
Limbah pabrik yang mengandung logam berat seringkali dialirkan atau di buang ke sungai. Jenis- jenis logam berat yang terdapat dalam limbah industri antara lain raksa, timbal, dan kadmium. Logam berat yang masuk ke dalam hewan laut (udang, ikan, kerang) akan terkumpul di dalam tubuhnya. Jika hewan laut yang telah tercemar logam berat dikonsumsi manusia, akibatnya sangat berbahaya.
2)      Limbah Pertanian
Penggunaan pupuk buatan yang berlebihan di lahan pertanian dapat menyebabkan suburnya ekosistem perairan, seperti kolam, danau, waduk, dan sungai. Karena sebagian pupuk yang tidak terserap oleh tumbuhan terbuang bersama aliran air ke perairan tersebut. Akibatnya perairan ditumbuhi ganggang Blooming algae dan menutupi sebagian besar permukaan air. Sehingga mengurangi sinar matahari yang menembus air. Hal tersebut menyebabkan terhambatnya proses fotosintesis fitoplankton di dalam air.
3)      Limbah Rumah tangga
Rumah tangga menghasilkan limbah misalnya sampah dan air buangan yang mengandung detergen. Di perairan, sampah mengalami proses penguraian oleh mikroorganisme. Akibat proses penguraian tersebut kandungan oksigen di dalam air akan menurun. Menurunnya kandungan oksigen tersebut sangat merugikan biota misalnya jenis ikan yang hidup di perairan itu. 
4)      Limbah Minyak
Pencemaran minyak yang terjadi di laut dapat mematikan biota laut maupun organisme darat. Selain itu, adanya limbah minyak akan menutupi permukaan laut sehingga fitoplankton terlapisi minyak. Pencemaran minyak ini juga menyebabkan cahaya matahari tidak dapat menembus permukaan laut, akibatnya fotosintesis fitoplankton terhenti.
c.       Bahan Pencemar (Polutan)
Bahan pencemar (polutan) adalah bahan- bahan yang bersifat asing bagi alam/ bahan yang berasal dari alam itu sendiri yang memasuki suatu tatanan ekosistem sehingga mengganggu peruntukan ekosistem tersebut.
Berdasarkan cara masuknya ke dalam lingkungan polutan di kelompokkan menjadi 2 yaitu:
1)      Polutan Alamiah: letusan gunung berapi, banjir
2)      Polutan Antropogenik: kegiatan rumah tangga, kegiatan industri, kegiatan urban.
Berdasarkan sifat toksiknya, polutan dibedakan menjadi 2:
1)      Polutan tak toksik
2)      Polutan toksik, dari pestisida, detergen, dll.(Jeffries dan Mills, 1996 dalam Effendi 2003)
4.      Hipotesis
a.       Karena banyaknya pembuangan limbah rumah tangga dan limbah industry, sehingga menyebabkan kualitas air sungai terganggu, air menjadi bau dan warna hitam.
b.      Tidak membuang sampah disungai seharusnya dilakukan program pendalaman sungai sehingga tidak dangkal dan air akan mengalir.
5.      Prosedur penelitian
Jadwal pelaksanaan              
Hari dan tanggal                    : 15 Desember 2011
Pukul                                     : 09.00 WIB
Perlengkapan                         : alat tulis, camera digital
Tempat pengambilan data     : Sungai di sepanjang jalan Krakatau.
Rancangan hasil analisis data
a.       Terjadi pencemaran air sungai sepanjang jalan Krakatau.
b.      Banyak sampah, pembuangan limbah rumah tangga
c.       Air menjadi bau dan berwarna hitam.

6.      Pengumpulan Data
a.       Observasi
b.      Dokumentasi.

7.      Pembahasan
a.    Penyebab terjadinya permasalahan didalam badan air sungai disepanjang Jl. Krakatau.
Air merupakan substrat yang paling parah akibat pencemaran. Akibat pencemar baik yang berasal dari :
1.      Sumber domestik (rumah tangga), perkampungan, kota, pasar dll.
2.      Sumber non-domestik (pabrik, industri, pertanian, peternakan, serta sumber-sumber lainnya).
Secara langsung ataupun tidak langsung pencemaran tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas air, baik untuk keperluan air minum, air industri atau keperluan lainnya.
Inilah gambaran keadaan aliran sungai di jalan Krakatau:









           
           


Akibat semakin tingginya kadar buangan domestik memasuki badan air maka dapat menimbulkan penyakit dan merupakan masalah rutin dimana-mana. Masalah pencemaran serta efisiensi penggunaan sumber air, merupakan pokok permasalahan yang paling banyak dibahas. Hal ini mengingat keadaan perairan alami sebagai wilayah yang cenderung semakin surut dan menurun baik kualitas maupun kuantitasnya.
Adanyan gejolak kehidupan didalam air akibat kehadiran benda-benda asing (misal pencemar domestik) akan mengakibatkan kadar air tidaak seimbang. Jika terhadap aliran air ditambahkan buangan domestik yang berasal dari rumahtangga, maka daerah aliran air dapat dibagi menjadi lima daerah, yaitu:
1.      Daerah bersih dan jernih, yaitu daerah alitran yang tidak dikenai olehpengaruh buangan, maka ikan akan hidup secara normal dan baik.
2.      Daerah keruh dan gelap (berwarna) yang diakibatkan oleh adanya penambahan buangan, sehingga didalamnyan hanya akan dihuni oleh jenis ikan tertentu secara terbatas, (yang tolerans) serta sebagian besar oleh bakteri dan serangga air.
3.      Daerah septik, kotor, berbau, yang didalamnya hanya dihuni oleh serangga air, bakteri, plankton dsb.
4.      Daerah perbaikan yaitu akibat kehadiran pencemar domestik yang terdiri dari senyawa organik didalamnya akan terjadi proses perombakan oleh kelakuan bakteri, pengguna organik, sehingga nilai kekeruhan bau dan septik akan menurun.
5.      Daerah bersih dan jernih kembali.
Jarak atau waktu terhadap keadaan air yang telah tercemar tersebut kembali kesifat asal, tergantung pada :
a.       Bentuk, sifat dan pencemar yang masuk.
b.      Bentuk, sifat dan lingkungan aliran yang menerima pencemar.
c.       Bentuk, sifat dan kandungan jasad yang terkandung didalam badan air.
b.      Pencemaran terhadap Sungai
Daerah aliran sungai krakatau merupakan kawasan yang terdekat dengan perumahan serta dekat dengan kawasan pasar. Hal ini memungkinkan pembuangan sampah pasar dan limabah rumah tangga ke sungai, sehingga mengakibatkan pencemaran air sungai.
Polutan yang memasuki air ini terdiri atas berbagai jenis, yaitu :
1.      Limbah domestik, merupakan limbah penyebab menurunnya kadar oksigen terlarut. Sehingga disungai ini kadar oksigennya sedikit karena limabah domestik begitu menumpuk disepanjang aliran sungai ini.
2.      Surfaktan, merupakan bahan organik yang berperan sebagai bahan aktif pada detergen, sabun dan shampo.
3.      Sedimen yang meliputi tanah dan asir yang banyak didalam aliran sungai sehingga air tidak dapat mengalir dengan lancar.
c.       Cara Mengatasi Pencemaran
Pengelolaan air baku (alami) menjadi bersih dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
1.      Cara Sederhana
Untuk mengubah sifat fisik air yang tadinya mungkin keruh /berwarna, banyak cara telah dilakukan oleh penduduk setempat, mulai dengan cara-cara sederhana sampai cara yang ditingkatkan. Cara yang sangat sederhana yang banyak dijumpai dipedesaan adalah air yang terkumpul sebelum disalurkan kejamban atau tempat lainnya yang memerlukan,ditampung terlebih dahulu didalam bak penampung. Penampungan di maksudkan agar bahan-bahan yang menyebabkan air tersebut keruh, misal oleh lumpur dan sebagainya agr diterendapkan terlebih dahulu. Cara pembersihan air dengan sistem bak penampungan ini sangat baik dilakukan untuk air baku yang berasal dari sumber mata air atau air dari sungai yang langsung dari hutan/ pgunungan yang masih kelihatan jernih. Pertama-tama adalah dengan menggunakan sistem saringan pasir halus, pasir kasar, dan batu gamping.
2.      Cara Saringan Pasir Lambat
Saringan pasir lambat saangat efisien untuk menghilangkan kekeruhan dalam air, baik kekeruhan yang disebabkan oleh bahan-bahan dalam suspensi yang mudah mengendap maupun bahan-bahan berbentuk kolodial (Suriawiria 1996 :100).
Selain itu, pasir lambat sangat efektif oleh pemisahan bakteri dari dalam air. Dengan menggunakan butir pasir yang halus, bahan-bahan yang dipisahkan tersebut kan berakumulasi pada bagian teratas dari lapisas bagian teratas dari lapisan saringan pasir. Apabila air yang diolah mempunyai kekeruhan tinggi akumulasi bahan-bahan tersebut akan mengakibatkan hambatan aliran air kebawah dalm waktu yang lebih singkat.
Hasil penyaringan dengan saringan pasir lambat yang dinyatakan sebagai kualitas keluarnya air (air yang keluar dari saringan) bergantung pada beberapa faktor :
a.       Kualirtas air baku yang diolah.
b.      Temperatur
c.       Kecepatan penyaringan
d.      Komposisi media saringan  
3.      Cara Koagulasi
Cara koagulasi yaitu penambahan bahan kimia kedalam air yang keruh yaitu dengan memberi tawas (alumunium Sulfat [Al2 (SO4)3 18H2O]).
4.      Biofilter

Senin, 19 Desember 2011

Konsep PBK

MAKALAH
PENILAIAN BERBASIS KELAS
Kasusun kagem njangkepi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
Dosen Pengampu Ibu Alfiah




Nama Kelompok :
1.   Arfa Haryanto             (09430006)
2.   Ary Kusdiantoro         (09430007)
3.   Evi Dwi Rahmawati   (09430016)
4.   Miftahul Jannah          (09430030)
5.   Yulia Rahmah F          (09430048)
Kelas : 5A





FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA
IKIP PGRI SEMARANG
2011 / 2012
ATUR CECALA

Alhamdulillah, puji syukur dhumateng Gusti ingkang Maha Agung, ingkang sampun maringi nikmat lan berkahipun dhumateng kula ingkang sakmenika saged ngrampungaken makalah babagan penilaian berbasis kelas kagem njangkepi tugas mata kuliah evaluasi pembelajaran. Mugi-mugi tulisan punika saged nambah pangertosan kula lan panjenengan sedaya.
Kagem para pihak ingkang sampun mbiyantu ngimpun makalah punika kula aturaken matur nuwun.           
Leres punika saking Allah, ananging menawi lepat punika saking kula, kula nyuwun pangapunten.
Matur Nuwun



                                                                                                Semarang, 4 Desember 2011

                                                                                                Panyerat,








DAFTAR ISI


Halaman Judul............................................................................................ i
Atur Cecala................................................................................................. ii
Daftar Isi..................................................................................................... iii
BAB I Purwaka
A.   Pawadaning Prekawis........................................................................ 1
B.   Momotaning Perkawis....................................................................... 1
C.   Ancas................................................................................................. 1
BAB II Pirembagan
A.   Penilaian Berbasis Kelas.................................................................... 2
B.   Penerapan Penilaian Berbasis Kelas.................................................. 5
C.   Gegayutanipun PBK  kaliyan KKM................................................ 11
BAB III Wasana
A.   Dudutan........................................................................................... 12
B.   Atur Pamanggih............................................................................... 12
Daftar Pustaka ......................................................................................... 13


BAB I
PURWAKA

A.    Pawadaning Prekawis
Penilaian berbasis kelas inggih punika penilaian ingkang kalampahan dening dwija ing salebeting proses piwucalan.Penilaian Berbasis Kelas minangka proses ngempalaken lan pangginaan informasi lan asil pasinaon peserta didik kagem  netepaken tingkat kaprigelan siswa dhumateng ancasing pendidikan ingkang sampun dipuntemtoaken, inggih punika Standar Kompetensi, kompetensi dasar, lan indikator ingkang wonten ing kurikulum.Penilaian ing PBK inggih punika mawi penilaian saking dwija lan siswanipun, tegese namung dwija ingkang mangertosi tingkat pencapaian siswa ingkang dipunwucal. Siswa dipun diparingi pangertosan bentuk utawi cara penilaianipun saenggo siswa saged ngupayaaken peningkatan prestasinipun trep kaliyan kamampuanipun
B.     Momotaning Perkawis
1.      Punapa ingkang dipunwastani penilaian berbasis kelas punika?
2.      Kados pundi penerapanipun ing kelas?
3.      Kados pundi gegayutanipun penilaian berbasis kelas kaliyan nemtokaken KKM?
C.     Ancas
1.      Supados kita saged mangertosi babagan penilaian berbasis kelas.
2.      Supados kita saged nerapaken PBK punika nalika maringi piwucalan.
3.      Supados kita mangertosi gegayutanipun PBK kaliyan nemtokaken KKM.







BAB II
PIREMBAGAN

A.    Penilaian Berbasis Kelas
1.      Pengertian PBK
Penilaian ing KBK lan KTSP nganut prinsip penilaian komprehensif  lan kalanjutan kangge nyengkuyung upaya ndadosaken siswa mandiri kangge sinau, kerjasama, lan mbiji awkipun piyambak. Awit saking punika, penilaian dipunlaksanakaken kanthi kerangka Penilaian Berbasis Kelas ( PBK ). 
Penilaian berbasis kelas inggih punika penilaian ingkang kalampahan dhening dwija ing salebeting proses piwucalan.Penilaian Berbasis Kelas minangka proses ngempalaken lan pangginaan informasi lan asil pasinaon peserta didik kangge netepaken tingkat kaprigelan siswa dhumateng ancasing pendidikan ingkang sampun dipuntemtoaken, inggih punika Standar Kompetensi, kompetensi dasar, lan indikator ingkang wonten ing kurikulum.Penilaian ing PBK inggih punika mawi penilaian saking dwija lan siswanipun, tegese namung dwija ingkang mangertosi tingkat pencapaian siswa ingkang dipunwucal. Siswa dipun diparingi pangertosan bentuk utawi cara penilaianipun saenggo siswa saged ngupayaaken peningkatan prestasinipun trep kaliyan kamampuanipun.
Praktekipun PBK punika kedah nggatosaken tiga ranah ( domain ), yaiku ranah pengetahuan ( kognitif ), ranah sikap ( afektif ), lan ranah ketrampilan ( psikomotor ). Ketiga ranah punika dipun biji kanthi cara professional jumbuh kaliyan sipat mata pelajaran utawi materi piwucalan ingkang badhe dipun andharaken dhumateng siswa.
Penilaian-penilaian ing PBK saged awujud tes tulis ( paper and pencils test ), kinerja utawi penampilan ( performance ), penugasan ( project ), asil karya ( product ), ugi pangumpuling kerja siswa ( portofolio ), saksampunipun penilaian wau kalampahan, tiyang sepuh siswa badhe nampi laporanipun sacara komunikatif kanthi nitikberataken ing kompetensi ingkang sampun dipungayuh.



2.      Ancas lan Paedah PBK
            Penilaian Berbasis Kelas nggadahi ancas :
a.       Njamin supados proses piwucalan tetep jumbuh kaliyan kurikulum. Dwija ngempalaken informasi kemajuan sinau siswanipun mawi pintenten-pinten jenis penilaian kelas supados angsal gambaran pencapaian kompetensi ingkang sampun dipuntemtoaken ing kurikulum terp kaliyan wekdal ingkang sampun dipuntemtoaken.
b.      Mriksa kakirangan lan kalangkungan peserta didik ing salebeting proses piwucalan.
c.       Ngucali lan nemuaken perkawis-perkawis ingkang nyebabaken lemahipun proses piwucalan. Kanthi  PBK dwija saged nganalisis kelemahan ingkang wonten saenggo piwucalan saged langkung efektif.
d.      Nyimpulaken punapa siswa sampun nggayuh sedaya utawi saperangan kompetensi ingkang sampun dipuntemtoaken ing kurikulum. Dudutan punika penting sanget amargi termasuk perangan saking pelaporan ingkang samangke badhe dipun laporaken dhumateng siswa, tiyang sepuh, sekolah, utawi pihak sanes ingkang mbetahaken laporan asil pendidikan.
Sacara umum sedaya jinis penilaian berbasis kelas punika ngdhahi ancas kangge mbiji asil sinau siswa ing sekolah, tanggungjawab pendidikan dhumateng masyarakat, lan kangge mangertosi dumugi pundi tingkat lan mutu ingkang sampun kagayuh sacara umum, mangertosi kemajuan lan ndiagnosis perkawis ingkang awrat ing piwucalan, maringi umpan balik lan motivasi sinau siswa kanthi cara mahami lan ngrangsang siswa  supados nglampahi perbaikan.

Paedah Penilaian berbasis kelas inggih punika :
a.       Maringi umpan balik ing program jangka pendek ingkang dipun lampahi dhening siswa lan dwija ing salebeting proses piwucalan saenggo ngawontenaken koreksi asil penilaian.
b.      Maringi kagunaan asil piwucalan siswa kanthi nglibataken siswa sacara maksimal.
c.       Mbiyantu ndamel laporan langkung sae lan ningkataken efisiensi piwucalan.
d.      Maringi dorongan piwucalan minangka proses penilaian formatif ingkang mbetahaken kathah wekdal kangge nglampahi umpan balik lan perbaikan asil siswa.

Paedah penilaian berbasis kelas dhumateng siswa :
a.       Njingglengi piwucalan awakipun piyambak langkung sae.
b.      Maringi ewhan kamampuan, kaprigelan, lan biji.

Paedah penilaian berbasis kelas kangge para tiyang sepuh :
a.       Mangertosi kelemahan lan peringkat siswa.
b.      Ndorong para tiyang sepuh suados maringi bimbingan dhumateng siswanipun.
c.       Ngajak tiyangsepuh kangge diskusi kaliyan dwija / sekolah ngrembag perkawis kelemahan siswa.

3.      Konsep Dasar PBK
a.       Penilaian kelas inggih punika lampah-lampah utawi proses ngumpulake perencanaan informasi penyusunan piranti penilaian lumantar bukti-bukti ingkang nggambaraken panggayuhing asil sinauning siswa, pengolah lan panggenaning informasi kalawau.
b.      Penilaian kelas kalampahan kanthi maneka warna cara inggih punika unjuk kerja (performance), penilaian sikap (patrap), tes, proyek, penilaian produk, portofolio, lan penilaian dhiri.
c.       Penilaian asiling sinau, formal utawi nonformal kawontenaken ing wasana ngremenaken. Siswa nedahaken kasagedan lan kaprigelanipun.
d.      Asil sinaunipun siswa boten perlu kabandhingaken asiling siswa sanes nanging kaliyan asil saderengipun (boten rumaos dipunadhili, nanging kabantu nggayuh ancasipun).
4.      Fungsi PBK
a.      Nggambaraken panguwaosanipun ngengingi satunggaling kasagadan.
b.      Ngevaluasi asil sinauning siswa kangge nulung siswa nglenggana dhiri.
c.       Manggihaken pepalanging sinau lan prestasi ingkang saged kawekaraken dening siswa lan kinarya sarana pangetang menggahing dwija nemtokaken tambahan utawi pengayaan punapa ngambali utawi remidial.
d.      Manggihaken kiranging KBM ingkanglumampah saperlu katindhakaken ing kalodhangan sanesipun.
e.       Minangka kontrol kagem dwija lan sekolahan gegayutan kaliyan kemajengan lan indhakipun kaprigelan siswa.
5.      Kriteria PBK
a.       Validitas, nilai punapa kemawon ingkang kedah dipunnilai kaliyan ngginakaken piranti ingkang trep kangge ngukur kompetensi.
b.      Reliabilitas, gegayutan kaliyan konsistensi (keajegan) asiling penilaian.
c.       Fokus kaliyan kompetensi, ing salebeting KTSP penilaian kedah fokus kaliyan kompetensi boten namung penguaosan materi.
d.      Komprehesif, penilaian kedah sedaya dipunnilai kaliyan ngginakaken maneka warna cara lan piranti kangge mbiji kompetensi peserta didik  sahingga saged nggambaraken profil kompetensi peserta didik (kognitif, psikomotorik, lan sikap)
e.       Objektivitas, penilaian punika mbiji punapa kemawon ingkang kedah dipunbiji. Penilaian punika kedah dipunlampahi sacara objektif , adil, karancang, nggadhahi sesambetan, lan nerapaken kriteria ingkang gamblang ing salebeting maringi skor.
f.       Mendidik, kangge ngewahi proses piwulangan kagem dwija lan ningkataken kualitas sinau kagem peserta didik.

B.     Penerapan Penilaian Berbasis Kelas
1.      Teknik-teknik Penilaian dalam Penilaian berbasis kelas
a.       Tes tulis
              Inggih punika penilaian sacara kaserat arupi tes nyerat. Tes tulis yaiku tes ingkang pitakenan lan wangsulanipun ingkang dipun paringaken dhumateng siswa  arupi seratan, lan nalika mangsuli pitakenan siswa boten mesti mangsuli kanthi nyerat wangsulan, anaging saged ugi kaliyan bentuk sanes, kadosta maringi tandha, maringi warna, nggambar lsp.
Wonten kalih bentuk soal tes tulis, yaiku :
1)      Pitakenan kanthi milih wangsulanipun
(a)    Pilihan ganda
(b)   Kalih pilihan (bener-lepat, ya-tidak)
(c)    Jodohaken
2)      Pitakenan kanthi mensuplai-jawaban
(a)    Isisan utawi jangkepi
(b)   Wangsulan singkat utawi pendek
(c)    Soal uraian
              Saking macem-macen bentuk tes tulis wau tes milih jawaban bener-lepat, isisan singkat, lan jodohaken minangka alat ingkang namung mbiji kemampuan ngeleng-eleng (pengetahuan), tes pilihan ganda nggadhahi kelamahan yaiku boten ngrembakaaken wangsulan namung milih wangsulan ingkang wonten lan menawi boten ngertos wangsulane siswa biasanipun ngira-ira kemawon.
Ingkang perlu dipungatosaken rikala nyusun tes tulis :
(a)    Materi, kadosta kacocokan pitakenan kaliyan indikator ing kurikulum.
(b)   Konstruksi, kadosta rumusan pitakenan kadah cetha lan tegas.
(c)    Basa, kadosta basa boten ndamel penafsiran dobel (awrat dipun pahami).

b.      Kinerja (performance)
              Penilaian kinerja inggih punika penilaian adedhsar asil njingglengi pambiji dhumateng aktivitas siswa ingkang kalaksanan. Biasanipun kangge mbiji kemampuan siswa ing sesorah, maos geguritan, diskusi, beksa, maen music, olahraga lan akyivitas sanes ingkang saged diamati / dipun observasi.
Cak-cakanipun ing penilaian kinerja :
1)      Identifikasiaken sedaya aspek ingkang mligi.
2)      Serat sedaya kaprigelan mligi ingkang dipnbetahaken.
3)      Kaprigelan ingkang badhe dipunbiji kedah saged dipunjingglengi lan boten langkung kathah.
4)      Urutaken kaprigelan ingkang badhe dipunbiji supados gampil.
5)      Menawi migunakaken rating scale betahaken kriteria kangge saben pilihan ( kadosta :sae menawi…, cekap menawi…, kirang menawi….).
Penilaian kinerja saged migunakaken kalih instrument :
1)      Daftar cek (ya-tidak).
2)      Skala rentang ( kompeten sanget- kompeten-radi kompeten-boten kompeten).
Perkawis ingkang perlu dipungatosaken rikala nyusun penilaian kinerja :
1)      Punapa penilaian kinerja kangge formatif utawi sumatif ?
2)      Penilaian kinerja ngacu ing kompetensi punapa ing kurikulum ?
3)      Punapa eviden ingkang wonten ing penilaian kinerja relevan kaliyan ancas ?
4)      Kagiatan-kagiatan punapa ingkang badhe dipunobservasi ing penilaian kinerja ?
5)      Wonten pinten gladhen lan ping pinten gladhen punika dipunlaksanakaken ?
6)      Kompetensi punapa ingkang badhe dipuncakaken ?
7)      Kadospundi metode panyeratan ingkang badhe dipunginakaken ?
8)      Kadospundi tingkat rehabilitasi penilaian panjenengan ?.
c.       Penugasan (proyek)
Penugasan utawi proyek minangka penilaian kangge ngucali gambaran kamampuan komprehensif / umum/ menyeluruh sacara kontekstual, ngengingi kamampuan siswa ing nerapaken konsep lan pemahaman mapel tartamtu.
Tuladha penilaian proyek :
1)      Investigasi matematik
2)      Pangaribawa olahraga ing postur awak
3)      Praktek investigasi fisika
4)      Rancangan tata ruang sekolah
Penilaian penugasan kangge mbiji :
1)      Kaprigelan sacara umum,
2)      Pemahaman lan pengetahuan ing bidang tartamtu,
3)      Kamampuan ngaplikasi pengetahuan ing setunggaling penyelidikan,
4)      Kamampuan ngonfirmasiaken subyek sacara jelas.
Cak-cakanipun penilaian proyek inggih pinika :
Ngrencanaaken penilaian
1)      Ngrancang spesifikasi proyek ingkang fokusipun ing proses / produk
2)      Nglampahi catetan kagiyatan dhening siswa piyambak
3)      Nglampahi laporan asil kagiatan dhening dwija

d.      Produk
Penilaian produk minangka penilaian dhumateng siswa ing ngontrol proses lan manfaataken / migunakaken bahan kangge ngasilaken sawijining, kerja praktek utawi kualitas estetik saking sawijining ingkang sedaya produksi. Tuladhanipin : kerja artistic ( nggambar, nglukis, pakaryan ), panganan, rasukan, produk saking kayu, metal, plastik, keramik.
Ingkang dipunbiji ing penilaian produk inggih punika :
1)      Eksplorasi lan ngrembakaaken pamanggih
2)      Milih bahan-bahan ingkang trep
3)      Migunakaken alat
4)      Inovasi lan kreasi
5)      Milih bentuk lan gaya ing karya sen
Wonten 4 tahap ing penilaian, yaiku :
1)      Tahap parencanaan
2)      Tahap panyeratan
3)      Tahap laporan
4)      Tahap pambiji produk

e.       Portofolio
Portofolio minangka kempalaning asil kerja siswa, asil kasebut asring dipunwastani artefak. Artefak wau dipun asilaken saking pengalaman pasinaon siswa ing periode tartamtu lajeng artefak-artefak wau dipun seleksi. Awit saking punika saged dipunwastani portofolio inggih punika koleksi asil pasinaon siswa ingkang nggambaraken tingkat kaprigelan, kakuatan siswa.
Ancas dipunwintenaken portofolio inggih punika :
1)      Kangge penilaian formatif lan diagnostik siswa
2)      Kangge monitor pangrembakan siswa
3)      Kangge maringi eviden (bukti) penilian formal
Sekawan langkah panyusunan portofolio :
1)      Koleksi, yaiku ngempalaken asil kerja siswa ingkang nunjukaken kamajuan asil pasinaon.
2)      Organisasi, yaiku kangge ngorganisasi pinten-pinten asil kerja siswa.
3)      Refleksi, yaiku ngrenungaken/ mikiraken malih punapa ingkang sampun dipunkoleksi lan dipunorganisasi.
4)      Presentasi, yaiku nyawisaken asil kerja siswa.

2.       Langkah- Langkah Pokok Sajroning Evaluasi Pasinaonan
Para pakar bidang evaluasi pasinaonan ngrinci kagiyatan evaluasi dados 6 langkah:
a.       Nyusun rantaman evaluasi hasil piwucalan
Saderengipun evaluasi dipun lampahi kedah dipun rantam kanthi sae lan trep rumiyen. Rantaman hasil pasinaonan umumipun nyakup nem jinis kagiyatan, inggih punika:
1)      Ngrumusaken ancasing evaluasi
Ngrumusaken ancasing evaluasi punika penting sanget jalaran tanpa ancas ingkang pertela evaluasi pasinaonan saged ical ertos saha fungsinipun.
2)      Netepaken aspek- aspek ingkang badhe dipun evaluasi. Tuladhanipun punapa aspek kognitif, aspek afektif utawi aspek psikomotoripun.
1)      Milih lan nemtokaken teknik ingkang badhe dipun ginakaken ing sajroning evaluasi. Tuladhanipun punapa tes ngagem teknik tes utawi nontes punapa ngagem teknik wawancara utawi observasi.
2)      Nyusun alat- alat ukur ingkang badhe dipun ginakaken ngukur lan biji hasil pasinaonan, kadosta butir- butir soal tes hasil pasinaonan.
3)      Nemtokaken  tolok ukur, norma  utawi kriteria ingkang badhe dipun dadosaken patokan kagem nginterpretasi data hasil evaluasi
4)      Nemtokaken frekuensi kagiyatan evaluasi punika (kapan lan kaping pinten evaliasi punika dipun lampahi).
a.       Ngempalaken data
Ing sajroning evaluasi pasinaonan wujudipun ngempalaken data inggih punika saking kalampahanipun tes hasil sinau utawi saking wawancara utawi angket kanthi ginakaken instrumen- instrumen tartamntu arupi rating scale, check list,interview guide, lsp.
1)      Verifikasi data
Data ingkang sampun kempal kedah dipun saring rumiyen saderengipun dipun olah. Proses penyaringan punika langkung dipun kenal kanthi istilah penelitian data utawi verifikasi data. Ingkang dipun kajengake verifikasi data inggih punika kagem misahaken data ingkang sae(jelas), lan data ingkang boten sae( boten jelas gambaranipun).
2)      Ngolah lan nganalisis data
Ngolah lan nganalisis hasil evaluasi dipun lampahi kanthi maksud dadosaken wontenipun makna ing sajroning data hasil evaluasi. Data hasil evaluasikedah dipun susun lan dipun atur supados saged maksimal anggenipun kagem.
3)      Maringi interpretasi lan narik simpulan
Penafsiran utawi interpretasi data hasil evaluasi hakikatipun inggih punika  ngrupekaken verbalisasi saking makna  ingkang kakandut ing data ingkang sampun diolah lan dianalisis, saking interpretasi punika saged dipun perkulih kesimpulan- kesimpulan tartamtu mliginipun ing ancasing evaluasi punika.
4)      Tindak lanjut evaluasi
Saking data hasil evaluasi ingkang sampun disusun, diatur, diolah, dianalisis, lan disimpulaken sahingga saged dipun tingali punapa makna ingkang kakandhut ing data punika kadah mutusaken utawi ngrumusaken lelampahan- lelampahan dumados tindak lanjut saking kagiyatan evaluasi punika.

3.      Ranah – Ranah Penilaian Berbasis Kelas
            Wonten ing praktekipun, PBK punika nggatosaken tigang ranah (domain), inggihpunika ranah kognitif, ranah afektif, lan ranah psikomotor.
a.       Ranah kognitif
                  Inggih punika ranah ingkang nyakup kagiatan mental (otak), miturut Bloom wonten Sudjiono (2003:49), sedaya upaya ingkang gegayutan kaliyan aktivitas otak inggih punika kalebet ing ranah kognitif.
Ing salebeting ranah kognitif wonten 6 jenjang :
1)      Pengetahuan (knowledge)
2)      Pemahaman (comprehensive)
3)      Penerapan ( application)
4)      Analisis ( analysis)
5)      Sintesis ( sintesys )
6)      Penilaian ( evaluation)
                  Saking jenjang berpikir ranah kognitif punika sipatipun kontinum lan overlap ( tumpang tindih ), wonten pundi ranah ingkang langkung dhuwur nyakup sedaya ranah ingkang wonten ing ngandhapipun.
b.      Ranah afektif
                  Inggih punika ranah ingkang sesambetan kaliyan sikap lan biji. Saking pinten-pinten pakar ngandharaken bilih sikap satunggaling tiyang saged dipunramalaken ewah-ewahanipun satunggaling tiyang punika sampun nggadhahi penguasaan kognitiftingkat tinggi.
Ranah afektif wonten 5 jenjang inggihpunika :
1)      Narima utawi nggatosaken
2)      Nanggapi
3)      Mbiji
4)      Mbiji utawi menghargai
5)      Ngatur (organization)

c.       Ranah psikomotor
                  Inggih punika ranah ingkang sesambetan kaliyan kaprigelan (skill) utawi kamampuan anggenipun nglampahi saksampunipun satunggaling tiyang angsal sinau tartamtu.
                  Saking tigang ranah punika dipunbiji sacara proporsional jumbuh kaliyan sipat mata pelajaran utawi materi pasinaon ingkang badhe dipunginakaken dhening siswa.
C.     Ngrembakaken Penilaian Berbasis Kelas
1.      Nemtokaken ancas piwulanangan
2.      Njingglengi kompetensi ingkang badhe dipunukur
3.      Njingglengi asil pasinaon lan indikator indikatoripun
4.      Nyusun instrumen
5.      Nyusun kisi-kisi
6.      Nyerat butir soal ingkang trep kaliyan kisi-kisi
 
D.    Gegayutanipun PBK kagem nemtokaken KKM?
Sampun kita mangertosi bilih PBK punika salah setunggaling panilaian ingkang dipun lampahi dening dwija ing salebeting pasinaonan. PBK ngrupekaken proses pangempalan lan pangginakan informasi hasil sinau siswa ingkang dipun lampahi dening dwija kagem netepaken gegayuhan lan ugi kuaosan para siswa ing ancasing pasinaonan.
Dene salah setunggaling prinsip penilaian ing salebeting kurikulum berbasis kompetensi inggih punika ngginakaken acuan kriteria nemtokaken kelulusan. Kriteria paling cendhak kagem nemtokakaen siswa nggayuh ketuntasan dipun wastani kriteria ketuntasan minimal utawi KKM. Dene kriteria  KKM punika wonten tigang aspek inggih punika kompleksitas, daya dukung, lan intake. Hasil nemtokaken KKM indikator lajeng KD , SK dumugi KKM mata pelajaran.
KKM punika kedah dipun temtokaken ing awal tahun dening para dwija dene dwija punika nemtokaken KKM saking analisis data saking nilai mata pelajaran utawi saged ugi saking raport siswa. Saking data nilai punika dwija ngolah data saperlu nemtokaken KKM inkang leres lan ugi obyektif. Saking pinten- pinten data nilai punika salah setunggaling inggih punika saking  penilaian berbasis kelas (PBK). Dados PBK punika anggadhahi peran kang ageng kagem nemtokaken KKM sami ugi penilaian  harian , UTS, lan UAS.  



BAB III
WASANA

A.    Dudutan
Sacara umum sedaya jinis penilaian berbasis kelas punika ngdhahi ancas kangge mbiji asil sinau siswa ing sekolah, tanggungjawab pendidikan dhumateng masyarakat, lan kangge mangertosi dumugi pundi tingkat lan mutu ingkang sampun kagayuh sacara umum, mangertosi kemajuan lan ndiagnosis perkawis ingkang awrat ing piwucalan, maringi umpan balik lan motivasi sinau siswa kanthi cara mahami lan ngrangsang siswa  supados nglampahi perbaikan.

B.     Atur Pamanggih
Supados sedaya calon dwija saged mangertosi babagan teknik penilaian berbasis kelas punika lan samangke nalika sampun dados dwija saged nerapaken teknik punika ing proses piwucalan kanthi sae.










DAFTAR PUSTAKA


Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Pusat Kurikulum Balitbang
Depdiknas
Depdiknas
. 2002. Ringkasan Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah. Jakarta: Pusat
Kurikulum Balitbang Depdiknas
Hasan
, Chalijah. 1994. Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya: Al-Ikhlas
H. Soetopo. 2002. Pendekatan Joyful Learning dalam Pembelajaran PLH. Jakarta: PKLH
Ditjen Dikdasmen Depdiknas
Sudijono, Anas
. 2003.Pengantar EvaluasiPendidikan. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada
Thoha, M. Chabib
. 2003.Teknik EvaluasiPendidikan. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada
Muslich, Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta:
Bumi Aksara
                   . 2007. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara
Surapranata, Sumarna dan M. Hatta. 2004. Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum
2004. Bandung: Remaja Rosdakarya
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya
Purwanto, M. Ngalim. 2004. Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Http: // udhiexz. Wordpress.com / 2010 / 02 / 10 / penilaian-berbasis-kelas